Rabu, 07 September 2016

PROLOG AKHIR PEKAN "SELESAI (?)"

Heraclitus dan Zano, dua tokoh dalam paham yang berbeda. Mereka berada dalam aliran yang berbeda. Mereka memiliki dimensinya sendiri-sendiri. Tapi bukankah setiap sungai akan bermuara di lautan? Adakah kau temukan daratan yang membagi dua bumi? Walau lautannya berbeda, namun air lautpun bertemu tanpa ada sekat yang membatasi. Atau paling tidak, anak sungai dapat saling bertemu bukan? Mungkinkah dengan mereka? Menerjemahkan dengan pandangan yang berbeda namun bermain dalam dimensi yang (mungkin) dekat.
Heraclitus berada pada sesuatu yang mengalir. Dalam pandangannya, segala sesuatu itu mengalir. Tidak ada satu pun yang tetap, semua dalam proses “menjadi”. Alam mengalami perubahan terus menerus, tidak ada satu pun di alam  ini yang bersifat tetap atau permanen. Apa yang terlihat tetap, sebenarnya sedang dalam proses perubahan yang tidak ada henti-hentinya. Semua mengalir dan tak ada yang akan tetap.
Zeno yang pada dasarnya adalah murid Parmanides, berpegang teguh dan berusaha membuktikan bahwa perubahan itu tidak ada. Gerak itu tidak ada. Semua yang ada itu diam. Zeno mendefinisikan diam adalah bila suatu benda pada suatu saat berada pada suatu tempat. Dia menganalogikan pada anak panah yang meluncur dari busurnya. Visual mata akan menangkap bahwa anak panah bergerak melesat. Namun tidak bagi logika Zeno. Anak panah tadi setiap saat berada pada suatu tempat, tidak mungkin di dua tempat atau lebih. Karenanya anak panah tadi diam.
Ada satu paradoks Zeno yang menarik perhatian Saya. Paradoks Dikotomi:
“Sebuah benda yang bergerak tidak akan pernah mencapai tujuan. Pertama-tama dia harus menempuh perjalanan setengah jarak. Lalu setelah itu dia mesti menempuh seperempat, seperdelapan, seperenambelas, sepertigapuluhdua … Sedemikian hingga jumlah perjalanannya menjadi tak-hingga. Oleh karena mustahil melakukan perjalanan sebanyak tak-hingga, maka benda tidak akan dapat sampai tujuan.”
Jika tidak pernah mencapai tujuan, maka tidak akan pernah selesai. Bukankah secara logika demikian?
Ada keterulangan yang menunjukkan “tak selesai” dalam pernyataan Heraclitus dan Zeno. “… sebenarnya sedang dalam proses perubahan yang tidak ada henti-hentinya” dan “… maka benda tidak akan dapat sampai tujuan”. Pernyataan dari Heraclitus dan Zeno. Ada kesamaan kandungan dalam kedua pandangan mereka. Bahwa apa yang ada di dunia ini tidak ada yang selesai. Semua proses dan terus berlanjut. Terlepas dari apakah sesuatu itu mengalir atau diam.
Lantas apa yang membedakan sesuatu yang dipandang mengalir dan diam?
Jika suatu itu mengalir, maka dia tidak akan pernah tetap. Dia berubah. Seperti yang dinyatakan Heraclitus: “You can not step twice into the same river; for the fresh waters are ever flowing upon you”. Dengan demikian, tidak pernah pula ditemukan sungai yang sama untuk waktu yang berbeda. Lantas bagaimana bisa selesai menamakan sungai tersebut?
Jika sesuatu itu diam, maka dia akan selalu tetap. Sesuatu yang tetap tidak bergerak. Diam. Sesuatu yang diam tidak akan pernah menggapai selesai. Maka sesuatu yang tetap pun tidak akan pernah selesai.
Namun, dapatkah sesuatu itu diam dan mengalir secara sekaligus? Mungkin saja. Seperti anak panah yang dianalogikan oleh zeno. Anak panah tadi secara visual melesat. Tidak ada yang bisa membantah (kecuali orang tersebut tidak melihat). Tapi secara definisi diam dan logika, anak panah tadi diam. Tidak juga ada yang bisa membantah (sebab logika telah disetujui sebagai alat pengukur kebenaran.
Tapi kembali pada The Way of Truth Pamanides: Apa standar kebenaran dan apa ukuran realitas? Bagaimana hal itu dapat dipahami? Dan Parmanides menjawab: Ukurannya ialah logika yang konsisten. Dalam logika yang konsisten tadi, Parmanides mengemukakan salah satunya “Tidak mungkin Tuhan itu ada sekaligus tidak ada”. Maka seharusnya dalam analogi anak panah Zeno, tidak mungkin anak panah bergerak sekaligus diam. Tapi kenyataannya demikian.
Jawaban berada pada cara pandang. Dimana, bagaimana, siapa, kapan, dan kenapa. Tiap jawaban memiliki kepentingan tersendiri. Dan tidak ada yang pernah selesai.

Correct me if I’m wrong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar